Jumat, 19 Desember 2008

OPEN SOURCE

Definisi Open Source
Membahas komputer berarti juga akan membahas software. Secara singkat software dapat di kelompokkan kepada sistem operasi dan aplikasi. Sistem operasi sangat menentukan bagaimana suatu hardware komputer bekerja, berkomunikasi dan dimanfaatkan untuk berbagai hal. Suatu sistem operasi yang handal akan menjamin aplikasi-aplikasi yang berjalan di atas nya, pada suatu tingkat ke stabilan proses dan keamanan tertentu. Karena itu pemilihan Sistem Operasi (platform) tertentu adalah hal yang penting dan strategis.
Ada dua aliran perkembangan software saat ini. Dua aliran yang terus bersaing tersebut adalah aliran copyright dan copyleft. Atau juga disebut proprietary software dan free software. Proprietary Software adalah perangkat lunak atau software berpemilik, artinya lisensinya membatasi pihak lain untuk menggunakan, mempelajari, memodifikasi, dan menyebarluaskan. Contohnya adalah software yang dibuat oleh perusahaan Microsoft dan Adobe. Sedangkan Free software atau yang sering disebut software open source adalah software yang lisensinya membebaskan pihak lain untuk menggunakan, mempelajari, memodifikasi, dan menyebarluaskan.
Free Software adalah software yang berlisensi GPL (general public licence) yaitu bebas untuk umum atau yang sejenisnya. Free disini bukan diartikan gratis tetapi diartikan bebas atau merdeka yaitu bebas dalam hal menggunakan, menggandakan, mempelajari, mengembangkan (tersedia source code), dan menyebarluaskan, dengan berbagai lisensi.
Definisi open source yang asli seperti tertuang dalam OSD (Open Source Definition) yaitu:
· Free Redistribution
· Source Code
· Derived Works
· Integrity of the Authors Source Code
· No Discrimination Against Persons or Groups
· No Discrimination Against Fields of Endeavor
· Distribution of License
· License Must Not Be Specific to a Product
· License Must Not Contaminate Other Software
Karena lisensinya tersebut dan karena disediakannya source code maka saat ini banyak orang atau komunitas yang mempelajarinya. Mereka mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan bahkan menyalahkan. Akan tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.


Keunggulan Software Open Source
Banyak sekali keunggulan yang diberikan oleh software open source . Selain legal dan halal yang paling utama software open source dapat diperbanyak, disebarkan, dikembangkan tanpa sepengetahuan pemiliknya. Bahkan bebas didistribusikan dengan tujuan komersil. Sehingga ketika kita memakai software open source akan menghemat biaya pengeluaran untuk memperoleh suatu software yang legal.
Selain itu banyak support yang mendukung di internet sehingga ketika kita membutuhkan support untuk software tersebut, kita mudah mencarinya dan biaya support untuk software open source lebih rendah dari pada biaya support untuk software proprietary. Tidak hanya biaya support tapi juga biaya pengembangan, biaya training juga rendah.

Software Open Source
Software itu sendiri ada dua macam. Yaitu software operating system dan software aplikasi. Untuk software open source juga ada software operating system dan software aplikasinya. Untuk operating system software proprietary yang sudah sangat terkenal saat ini contohnya adalah Microsoft Windows. Untuk aplikasinya contohnya Microsoft office. Sedangkan pada open source software terdapat banyak sekali macam software sistem operasi nya. Apalagi software aplikasinya. Ini dikarenakan sifat software open source adalah bebas. Termasuk bebas mengembangkannya. Sehingga banyak orang yang bisa membuat software yang diinginkanya. Gambar di samping adalah contoh software-software open source.


POSS ( Pemberdayaan ) di ITS dan Perguruan Tinggi Lainnya
Poss di ITS
ITS yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang bergerak di bidang sains dan teknologi sudah seharusnya ikut serta dalam menegakkan HAKI yang selama ini upaya tersebut sangat sulit sekali dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat kita yang sudah lama dibutakan dan digiurkan oleh software bajakan. Oleh karena itu, ICT-ITS dan mahasiswa Sistem Informasi ITS mendirikan pusat kegiatan yang berhubungan dengan Open Source Software ( OSS ) di kota Surabaya khususnya bagi komunitas Open Source di ITS dengan nama POSS-ITS ( Pemberdayagunaan Open Source Software-ITS ).

Realisasi dari tujuan tersebut diantaranya dengan mengadakan seminar, workshop, pelatihan, penelitian dan pengembangan OSS, penambahan koleksi repositori OSS dan masih banyak lagi kegiatan – kegiatan lainnya.

Poss di ITB
POSS-ITB adalah salah satu Pusat Pendayagunaan Open Source Software yang tergabung dalam POSS-Network yang didirikan oleh ITB.
Tujuan:
1. Menyediakan OSS dengan kinerja yang memadai dari sisi kualitas dan fungsi melalui pembangunan, penyesuaian (pengembangan), dan pengujian (bekerjasama dengan komunitas OSS)
2. Sosialisasi OSS dan Menyediakan layanan bagi masyarakat, agar dapat menggunakan dan memanfaatkan OSS sesuai dengan peruntukannya sekaligus meningkatkan kompetensi dalam hal OSS
3. Membantu / Mendukung POSS lainnya melalui POSS Network untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dan efisiensi implementasi Visi dan Misi bersama.

Lingkup Kegiatan:
1. Pendaya-gunaan OSS.
1. Pengembangan maupun penyesuaian OSS
2. Hubungan kerjasama pengembangan OSS
3. Pengembangan
4. Pengujian (fungsi, kualitas, dan sebagainya)
2. Pemberdayaan Pengguna OSS.
1. Call Center / Help Desk
2. Repository OSS tersertifikasi
3. Training dan Sertifikasi
4. Sosialisasi OSS
3. Koordinasi POSS Network untuk dapat melakukan pertukaran, replikasi, dan sharing pengetahuan maupun pengalaman.
4. Koordinasi dengan vendor.

Poss di UGM ( UGOS )
UGOS (UGM Goes Open Source) merupakan sebuah program/kegiatan yang merupakan salah satu bentuk inisiasi mandiri dari UGM yang merupakan wujud dukungan UGM terhadap program yang telah dicanangkan pemerintah melalui beberapa Kementrian Negara dengan nama Indonesia Goes Open Source atau IGOS pada tahun 2004 lalu. UGOS juga merupakan bagian dari Program Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikenal dengan nama Jogja Goes Open Source atau JGOS.
UGM Goes Open Source adalah sebuah layanan dan bukan sebuah distro, kegiatan kami sepenuhnya memberikan dukungan support dan pendampingan untuk membantu proses migrasi open source di lingkungan UGM. UGOS beserta tim pendukungnya telah dibentuk secara resmi sejak tahun 2007, sebagai tindak lanjut dari SK Rektor no 70/P/SK/HT/2007 tentang Penetapan Universitas Gadjah Mada Goes Open Source.
Target awal dari pelaksanaan UGOS saat ini adalah untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh Universitas Gadjah Mada dalam hal pembelian lisensi software, termasuk mengurangi ketergantungan UGM dari vendor software tertentu. Sedang untuk target akhirnya adalah memigrasikan seluruh software yang masih berstatus bajakan ke perangkat lunak bebas dan open source.
Sedangkan target riil lapangan yang direncakan akan dicapai adalah :
50% dari 3000 komputer personal ( PC ) di UGM menggunakan aplikasi OpenOffice org sebagai pengganti Microsoft Office
50% dari 3000 komputer personal ( PC ) di UGM menggunakan aplikasi Mozilla Firefox sebagai pengganti Internet Explorer dan Browser lainnya
30% dari 3000 komputer personal ( PC ) di UGM menggunakan Sistem Operasi Linux.Tahun 2008, Universitas Gadjah Mada mengurangi penggunaan Perangkat Lunak bajakan dan Perangkat Lunak Microsoft
Tahun 2009, Universitas Gadjah Mada menghentikan pembelanjaan Perangkat Lunak Microsoft dan menghentikan kerjasama Microsoft Campus Agreement.
Gerakan UGM Goes Open Source ini akan banyak melibatkan kegiatan teknis, tetapi di sisi lain seperti dampak sosial yang terjadi dari proses perubahan yang ada, tidak akan dilupakan, khususnya meningkatnya kualitas iklim penggunaan infrastruktur teknologi informasi di UGM dengan diterapkannya Open Source Software dan berkurangnya ketergantungan pada sebuah vendor atau perusahaan. Tujuan dari implementasi UGOS antara lain adalah :
Mengurangi penggunaan piranti lunak sistem operasi dan program aplikasi tanpa lisensi pada PC yang dibeli oleh semua unit kerja yang ada di UGM, baik di Rektorat, Fakultas, Pusat Studi serta Unit Pelayanan Teknis
Memberikan kebebasan kepada civitas akademik dalam penggunaan piranti lunak yang dapat dengan bebas di dapatkan, dijalankan serta disesuaikan dengan kubutuhan yang ada.
Mengurangi ketergantungan pada vendor pembuat sistem operasi dan program aplikasi.
Meminimalkan biaya yang harus dianggarkan oleh universitas dalam penggunaan software propietary.
Memungkinkan PPTiK mempunyai status sebagai Pusat Dukungan Teknis serta OSS Support Center untuk Universitas Gadjah Mada, dimana status tersebut tidak dimiliki jika UGM tetap mempertahankan keberadaannya sebagai pengguna piranti lunak propietary.
Membuka peluang untuk UGM sebagai institusi akademis menjadi Pionir dalam penggunaan Open Source Software yang difungsikan untuk penunjang proses belajar mengajar dan penelitian ilmu eksakta dan non eksakta.
Bisnis dengan Menggunakan Software Open Source
Beberapa bentuk model bisnis yang dapat dilakukan dengan Open Source:
· Support/seller, pendapatan diperoleh dari penjualan media distribusi, branding, pelatihan, jasa konsultasi, pengembangan custom, dan dukungan setelah penjualan.
· Loss leader, suatu produk Open Source gratis digunakan untuk menggantikan perangkat lunak komersial.
· Widget Frosting, perusahaan pada dasarnya menjual perangkat keras yang menggunakan program open source untuk menjalankan perangkat keras seperti sebagai driver atau lainnya.
· Accecorizing, perusahaan mendistribusikan buku, perangkat keras, atau barang fisik lainnya yang berkaitan dengan produk Open Source, misal penerbitan buku O Reilly.
· Service Enabler, perangkat lunak Open Source dibuat dan didistribusikan untuk mendukung ke arah penjualan service lainnya yang menghasilkan uang.
· Brand Licensing, Suatu perusahaan mendapatkan penghasilan dengan penggunaan nama dagangnya.
· Sell it, Free it, suatu perusahaan memulai siklus produksinya sebagai suatu produk komersial dan lalu mengubahnya menjadi produk open Source.
· Software Franchising, ini merupakan model kombinasi antara brand licensing dan support/seller.

Sumber :
http://www.poss.itb.ac.id/
http://www.ugos.ugm.ac.id/
http://www.bebas.vlsm.org/

PENGALAMAN KULIAH DAN PRAKTIKUM PTI

Pengantar Teknologi Informasi ( PTI ) adalah salah satu mata kuliah dengan bobot 4 SKS. Selain dengan kuliah di kelas mata kuliah ini juga terdapat praktikumnya. Kalo’ berbicara masalah kuliah dan praktikum tentunya banyak sekali pengalaman dan cerita lucu. Mulai dari yang paling mengenaskan sampai yang paling menegangkan.


FINAL PROJECT
Suatu waktu ketika menjelang demo pertama final project. Hampir beberapa malam harus merelakan waktu tidur malam untuk bergadang mengerjakan final project website yang sebentar lagi mau di demokan. Komputer butut menjadi sahabat setia meskipun kadang – kadang harus menguji kesabaran karena sering eror. Dan yang paling mengenaskan, sakit gigi ikut datang meramaikan suasana. Ampun..ampun… !!
Tapi akhirnya setelah melewati perjuangan yang panjang final project dapat selesai sekitar 65%. Pagi itu begitu cerah, tapi sakit gigi menghilangkan kecerahan tersebut. Dan dengan setianya sakit gigi menemani demo pertama final project. Pertanyaan – pertanyaan dari asprak yang datang silih berganti terjawab tanpa konsentrasi penuh.
“ Bagaimana caranya…?? “
“ Jelaskan mengapa….?? “
“ Kenapa ko’ bisa seperti ini ….?? “
“ Coba ubah warna baground …!! “
#@*##




PRESENTASI KELOMPOK 10
Kalo’ yang ini bisa dibilang pengalaman yang membanggakan. Tapi tetap saja untuk mencapainya lagi – lagi harus melewati perjuangan yang tidak gampang. Mulai dari pembuatan materi presentasi yang harus mengerjakan ulang dari awal setelah sebelumnya sudah selesai akan tetapi materi - materi yang disusun banyak yang masuk kategori out of topic alias OOT. Jalan kaki dari Gebang ke Asrama dengan iringan rintikan air hujan harus ditempuh untuk menyelesaikan materi presentasi. Setelah materi presentasi selesai dikerjakan ternyata setelah diajukan ke Dosen PTI ( Khakim Ghozali, Ir. ) masih harus ditambahkan lagi beberapa point dan beberapa contoh aplikasi.
Akan tetapi perjuangan tersebut tidak sia - sia. Presentasi berjalan dengan lancar, pertanyaan – pertanyaan dapat terjawab dengan baik dan hasil post test yang memuaskan. Kemuadian yang paling mengesankan ketika Pak Khakim mengatakan “ Presentasi kali ini lebih baik dari presentasi – presentasi sebelumnya “ ketika mengevaluasi.


PEMBUATAN MAKALAH PERKEMBANGAN SOFTWARE
Di akhir semester satu ini terdapat beberapa tugas pembuatan makalah dan karya tulis ilmiah. Salah satunya adalah makalah tentang perkembangan software. Ini adalah pengalamanku yang paling menjengkelkan. Software yang dibahas harus berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.Dan sebelum memulai mengerjakan harus menyetorkan judul software yang dibahas terlebih dahulu pada koordinator kelas. Dan software yang aku ajukan pada waktu itu adalah MS DOS.
Setelah konfirmasi dengan koordiator kelas, langsung saja aku pergi ke warnet untuk cari bahan makalah yang akan kugarap. Sementara deadline pengumpulannya tinggal keesokan harinya. Semalaman suntuk aku berhadapan dengan komputer tanpa tidur untuk menyelesaikan makalah tersebut. Sampai waktu shubuh tiba makalahku belum juga selesai. Sehingga dengan terpaksa aku korbankan tidak masuk kuliah KALKULUS dan FISDAS untuk menyelesaikan tugas tersebut. Karena selain tugas makalah, pada hari itu juga aku ada presentasi yang juga membutuhkan persiapan yang matang.
Lega sekali rasanya setelah makalah selesai. Akan tetapi rasa lega tersebut tidak bertahan lama, bahkan berubah menjadi jengkel dan dongkol. Karena setelah dikumpulkan ternyata ada kelompok lain yang membuat makalah dengan judul yang sama yaitu MS DOS. Setelah ditelusuri ternyata ketika menyetorkan judul, terjadi misskomunikasi dengan koordinator kelas. Dan mau tidak mau harus membuat lagi dari awal dengan judul yang berbeda. Kecewa, sakit hati, marah, jengkel bercampur menjadi satu. Karena sudah dibela – belain tidak masuk TPB dan bergadang semalaman tanpa istirahat ternyata sia – sia.


CAPEK DEH….!!

PERBEDAAN SISTEM INFORMASI DENGAN JURUSAN KOMPUTER LAINNYA

Jurusan yang terkait dengan ilmu per-komputer-an saat kuliah sangat beraneka ragam. Diantaranya jurusan computer engineering (CE), computer science (CS), information systems (IS), information technology (IT) dan software engineering (SE).

Pra 1990-an
Sebelum tahun 1990-an, tepatnya sekitar tahun 1960-an, disiplin ilmu yang berkembang masih sangat sederhana. Untuk urusan utak-atik hardware, dapat memilih electrical engineering (EE) . Kemudian, masih di masa yang sama, CS lebih banyak bermain di rekayasa software, sedangkan IS lebih kepada mengeksplorasi manfaat hardware dan software untuk membantu menyelesaikan problem bisnis. Dengan semakin berkembangnya teknologi mikroprosesor berbasis chip (chip-based) yang dimulai pada pertengahan 1970-an, maka secara perlahan CE menjadi suatu ilmu dengan spesialiasi khusus, yang merupakan pemekaran dari EE.

Pasca 1990-an
Singkat kata, akhirnya berbagai disiplin ilmu dalam rumpun perkomputeran saling membentuk diri mengikuti perkembangan jaman. CE menjadi semakin solid dan terpisah dari EE. Kemudian CS berkembang demikian pesat, sehingga disiplin ilmu SE yang sebelumnya berada di dalamnya, akhirnya menjadi mandiri. Alasannya, karena dibutuhkan suatu keahlian yang sangat spesifik untuk dapat menghasilkan sebuah software yang baik. Saat itu mulai meluas kesadaran bahwa pembuatan software yang baik adalah sangat sulit, sangat mahal dan sangat diperlukan.Kemudian IS juga berkembang seiring dengan tuntutan dunia bisnis yang membutuhkan kehandalan pengelolaan hardware dan software dalam mendukung kinerjanya. Bagaimana dengan IT?
Disiplin ilmu IT berkembang pada era akhir 1990-an. Ilmu IT berkembang lantaran diperlukan satu disiplin ilmu lagi dalam dunia per-komputer-an yang akan membantu suatu organisasi atau institusi dalam menjamin kelayakan infrastruktur komputer dikaitkan dengan kesiapan dari sisi internal, semisal kesiapan sumber daya manusia terkait.

Secara singkat, deskripsi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Computer Engineering (CE) mempelajari antara lain tentang bagaimana mendisain dan merancang konstruksi komputer dan sistem berbasis komputer yang baik. Ilmu yang terlibat adalah tentang hardware, software, komunikasi dan tentu saja memahami proses interaksi antar bagian tersebut.
b) Computer Science (CS) mempelajari antara lain tentang bagaimana mengembangkan robotik, computer vision, intelligence system, bio-informatika, dan hal-hal lainnya yang terkait dengan pengembangan komputer kedepannya. Untuk itu, ilmuwan komputer ini harus memelajari berbagai hal secara teoritis hingga dasar-dasar algoritma dan mengetahui cara mengimplementasikannya.
c) Information Systems (IS) mempelajari antara lain tentang bagaimana membangun dan mengintegrasikan solusi teknologi informasi dengan proses bisnis yang ada, sehingga suatu institusi bisnis akan dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien
d) Information Technology (IT) mempelajari antara lain tentang bagaimana sebuah sistem informasi di sebuah institusi sudah tepat keberadaannya, berfungsi sesuai harapan, mudah dalam pengaturan operasional, serta aman. Selain itu aspek non-teknis semisal memahami kebutuhan dari pengguna akhir, menterjemahkan kebutuhan manajemen, dan hal – hal praktis lainnya juga dipelajari.
e) Software Engineering (SE) mempelajari antara lain tentang bagaimana merancang-bangun dan memelihara sebuah sistem software yang reliabel, efisien, efektif serta mudah dikembangkan dan dapat memenuhi kebutuhan dari kostumer atau pengguna.

Lima Aspek dan Theory vs Applied
Untuk kekuatan dari masing-masing jurusan ilmu per-komputer-an tersebut, telah diterjemahkan dalam bentuk tabel grafik yang mencerminkan fokus ilmu terkait. Fokus tersebut mengacu kepada lima aspek, yaitu
a) Isu Organisasi dan Sistem Informasi.
b) Teknologi Aplikasi,
c) Metode dan Teknologi Software
d) Infrastruktur Sistem, serta.
e) Arsitektur dan Hardware Komputer, yang kelimanya berada pada sumbu vertikal.

Setiap disiplin ilmu per-komputer-an memang secara umum bisa saja secara sebagian atau keseluruhan mempelajari kelima aspek tersebut. Tetapi dari tabel grafik yang disediakan, dapat secara jelas menggambarkan fokus dan kekuatan masing-masing. Karena pada grafik tersebut, pada sumbu horizontalnya menjelaskan tentang pengembangan keilmuannya, apakah lebih theory (teori, prinsip dan inovasi) ataukah lebih kepada applied (aplikasi, pemasangan, konfigurasi).

Bobot dan Kekhasan
Setiap jurusan memiliki pembobotan poin yang berbeda untuk setiap mata kuliah terkait. Jenis mata kuliah-nya pun dibagi menjadi dua rumpun besar, yaitu computing topics dan non-computing topics. Kemudian terdapat pula tabel sebagai barometer kompetensi dan kapabilitas (secara relatif) atas lulusan dari tiap jurusan yang ada. Barometer tersebut, juga dengan skala sampai dengan melakukan penilaian dari berbagai area kompetensi, yaitu :
a) Algoritma,
b) Program aplikasi,
c) Pemrograman komputer,
d) Hardware dan piranti lain,
e) Interface manusia-komputer ,
f) Sistem informasi,
g) Manajemen informasi (basis data),
h) Perencanaan sumber daya teknologi informasi,
i) Intelligence systems,
j) Jaringan dan komunikasi, serta
k) Pengembangan sistem melalui integrasi.

Adapun untuk setiap area kompetensi di atas, masih terbagi lagi atas beberapa kriteria performance capability. Sehingga dari tabel tersebut akan dapat menjelaskan bahwa dari kelima jurusan yang ada (CE, CS, IS, IT dan SE), akan menghasilkan lulusan dengan kompetensi dan kapabilitas yang unik dengan karakteristik masing-masing. Jadi jika kita mengacu kepada dokumen Computing Curricula 2005 tersebut, maka kita akan terbantukan dalam mendapatkan gambaran lebih jelas tentang karakteristik, kekhasan, keunikan dan keunggulan tiap-tiap jurusan ilmu per-komputer-an yang berkembang saat ini.

Sumber :
http://pa-pangkalpinang.pta-babel.net

TEKNOLOGI WEB

Sebenarnya tidak ada kesepakatan adanya versi dalam aplikasi web, namun untuk memudahkan pembahasan dan menandai munculnya perkembangan teknologi web, banyak praktisi yang memberi label Web 1.0, Web 2.0 dan Web 3.0. Perbandingan di bawah ini dibuat dari berbagai sumber agar dapat menjelaskan perbedaan antara Web 1.0 , Web 2.0 dan web 3.0 dengan lebih sistematis.
Web 1.0
Web 1.0 merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif. Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.

Web 2.0
Istilah Web 2.0 pertama kalinya diperkenalkan oleh O’Reilly Media pada tahun 2004 sebagai teknologi Web generasi kedua yang mengedepankan kolaborasi dan sharing informasi secara online. Menurut Tim O’Reilly, Web 2.0 dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Web 2.0 adalah revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, dan merupakan suatu percobaan untuk memahami berbagai aturan untuk mencapai keberhasilan pada platform baru tersebut. Salah satu aturan terutama adalah: Membangun aplikasi yang mengeksploitasi efek jaringan untuk mendapatkan lebih banyak lagi pengguna aplikasi tersebut”

Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan folksonomies (misalnya: “flickr.com”, “del.icio.us”) merupakan teknologi Web 2.0 yang menambah interaktifitas di antara para pengguna Web.
Pada umumnya, Website yang dibangun dengan menggunakan teknologi Web 2.0 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:

• CSS (Cascading Style Sheets)
• Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax
• Markup XHTML
• Sindikasi dan agregasi data menggunakan RSS/Atom
• URL yang valid
• Folksonomies
• Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website
• XML Web-Service API

Web 3.0 / Semantic Web
Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand [Joh07]. Namun, menurut John Markoff, Web 3.0 adalah sekumpulan teknologi yang menawarkan cara baru yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka pada dasarnya Semantic
Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetapi juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah.

Komponen-komponen Semantic Web
Pembuatan Semantic Web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang
dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling
penting dalam membangun Semantic Web adalah XML, XML Schema, RDF,
OWL, dan SPARQL.

Sumber :
http://www.w3.org/TR/rdf-sparql-XMLres/
http://vocab.org/relationship/
http://www.newmedia.web.id/

Selasa, 21 Oktober 2008

GOOGLE CHROME BHETA


 Cerita Sejarah Google Chrome

Pada tanggal 2 september 2008, keluarga google bertambah lagi dengan hadirnya Google Chrome Bheta. Sebuah inovasi baru di dunia browser yang meskipun masih dalam versi bheta namun sudah mampu menggaet ratusan bahkan ribuan peselancar dunia maya. Browser baru keluaran Google ini sedang dipersiapkan untuk bisa menjadi pesaing Internet Explorer 8 (IE8), yang telah diluncurkan oleh Microsoft bulan lalu. IE telah memegang tampuk kepemimpinan selama tiga kuarter dari pasar browser, yang dibawahnya diikuti oleh Mozilla Firefox, dan Apple Safari. Software ini berlisensi open source dan memiliki kemampuan yang dapat memenuhi kebutuhan aplikasi web yang sudah sangat tinggi. Dengan hadirnya keluarga baru ini, para ahli yang ada di Google percaya bahwa mereka dapat menambahkan nilai untuk para pemakai internet dan pada waktu yang bersamaan mereka juga memberikan inovasi pada web browser. Bagi mereka itu semua baru permulaan dan mulai didiskusikan untuk lebih luas lagi. Versi bheta yang diluncurkan untuk windows dan masih dikembangkan lagi ke versi Mac dan Linux. Dan akan terus dikembangkan menjadi yang lebih sempurna dan cepat.

 Kelebihan Google Chrome

Semenjak dirilis, browser baru hasil karya para developer google ini langsung menjadi buron bagi peselancar dunia maya di seluruh dunia karena penasaran ingin mencobanya. Bukan merupakan seuatu kemustahilan apabila mereka langsung jatuh hati pada software ini. Sebab software ini laksana bayi ajaib yang lahir dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan – kelebihan tersebut antara lain adalah :

a)    Dari segi visual, chrome adalah browser dengan tampilan yang sangat minimalis dan menawan.

b)    Menggunakan engine google gears yang selama ini menjadi cikal bakal chrome, dan merupakan plugins yang dapat dinikmati di firefox.

c)    Menggunakan Javascript Virtual Machine bernama V8 yang bertujuan mempercepat proses loading javascript yang semakin dominan dalam aplikasi online.

d)    Mempunyai beban yang ringan di reseource CPU

 

Kelemahan Google Chrome

Tiada gading yang tak retak

Dibalik kelebihan – kelebihan yang dimiliki chrome ternyata masih tersimpan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain :

a)    Penggunaan javascript yang justru dapat memakan power  processor computer lebih banyak.

b)    Chrome memperbolehkan situs untuk menjalankan Flash sehingga menghabiskan resources di computer.

c)    Ketika user membuka 40 hingga 50 tab dalam satu browser maka loading browser Chrome tampak melambat dan membuat aplikasi lain di computer juga menjadi lambat

 

Pengalaman Menggunakan

Ketika mulai terdengar berita tentang boomingnya Chrome, kesan pertama yang muncul adalah rasa penasaran ingin mencobanya. Dan ketika pertama kali menggunakan, sempat kaget akan tampilannya yang sangat minimalis dan terkesan aneh. Karena baru pertama kali mencobanya, maka saya kebingungan dalam mencari menu – menu serta tools – tools yang dimilikinya. Bahkan hampir tidak percaya kalau itu adalah sebuah browser.

 

Pendapat Saya Mengenai Google Chrome

Software ini terasa lapang ketika dipakai karena toolsnya yang disembunyikan secara default.  Pencarian teksnya cukup mudah karena address bar juga berfungsi sebagai search box sehingga ketika kita ketikkan sebuah keyword maka akan langsung berpindah ke halaman search ( Google search ) tanpa harus membukanya terlebih dahulu.

 

 

 

 

 

 

 

Selasa, 15 Januari 2008

PENYABAB UTAMA KEMARAHAN

Kemarahan bukan emosi utama.Itu adalah emosi sekunder yang disebabkan oleh rasa sakit,frustasi,atau ketakutan yang tak terpecahkan,atau kombinasi dari hal-hal tersebut.Ketika kita menjadi marah,kita bisa mengatasinya lewat sumber sebenarnya,yang akan segera menghilang.Atau kita dapat bereaksi terhadap situasi atau orang lain dengan mengekspresikan kemarahan kita atau menahannya dan memendam kemarahan itu.Banyak orang melakukan dua hal terakhir.Kemarahan yang diekspresikan menciptakan konsekuensi negatif yang telah kita lihat serta menyakiti orang lain dan diri kita.
Kemarahan yang dipendam atau dikubur adalah tidak lebih baik.Hal itu menghasilkan dendam dan kebencian,dan pada akhirnya akan meracuni pikiran kita.Cepat atau lambat,kita tidak akan mampu menahan kemarahan kita lebih lama lagi,dan sejak saat itu kita akan mendapat bahwa diri kita memiliki temperamen tak stabil yang akan terpicu bahkan oleh gangguan kecil.
Satu-satunya cara untuk menghentikan kemarahan secara efektif adalah dengan mengatasi penyebab utamanya.Kita harus mengatasi rasa sakit emosional,frustasi,dan rasa takut yang sering menimpa kita.Bagaimana kita melakukan itu ?Usaha untuk mengatasi hal ini adalah sederhana tetapi tidak mudah.Itu adalah hal yang sederhana karena masing-masing emosi ini memiliki satu penyebab utama:harapan yang tak terpenuhi.
Saat lahir,100% kebutuhan kita dipenuhi oleh orang lain.Ketika kita memasuki masa kanak-kanak,orang lain terus memenuhi sebagian besar kebutuhan kita.Bahkan dalam masa remaja,kita mengharapkan orang lain memenuhi banyak kebutuhan kita.Sebagai hasilnya,kita memiliki rasa berkuasa yang tidak realistis.Rasa berkuasa itu dapat menjadi penghambat utama menuju kebahagiaan kita.Hal itu menciptakan sejumlah harapan yang kita tempatkan pada orang lain.Kita mengharapkan bahwa orang lain akan melakukan hal yang akan membuat kita bahagia dan puas.Kita mengharapkan mereka melakukan hal-hal yang menunjukkan bahwa mereka menghargai dan menghormati kita.Dalam setiap hubungan yang kita punyai,kita sering intuitif membangun sekumpulan harapan.Kita mengharapkan mereka melakukan hal positif dan tidak melakukan hal-hal negatif.Setiap kali orang lain gagal memenuhi harapan kita atau bahkan lebih buruk lagi,melakukan sesuatu yang bertentangan dengan harapan kita,frustasi dan rasa sakit pun tercipta.Dan semakin lama harapan seseorang tidak terpenuhi,semakin besar ketakutan kita kalau harapan itu tidak akan pernah terpenuhi.Rasa sakit,frustasi,dan rasa takut yang tidak terpecahkan ini menciptakan emosi sekunder kemarahan.
Bagaimana anda dapat mengatasi secara efektif harapan anda ?Pertama,identifikasilah harapan itu.Kapan saja anda merasa sakit,frustasi,atau takut,tanyai diri anda tentang harapan anda yang telah diabaikan atau ditolak.Begitu juga anda telah mengetahuinya,anda memiliki suatu pilihan.Anda dapat mengepal tinju emosional anda dan menggenggam harapan dengan erat,atau anda dapat membuka tangan anda secara emosional dan melepaskannya.Kecenderungan kita adalah selalu memegangnya,tetapi hal itu hanya akan menyebabkan rasa sakit,frustasi,atau rasa takut yang akan berlanjut menjadi lebih mengganggu,menciptakan kemarahan,dendam,dan kebencian.Atau anda dapat memilih untuk melepaskan hal itu,membiarkannya pergi,dan melanjutkan hidup anda.Dengan melepaskan harapan itu,anda mendapat pikiran yang damai dan bebas dari rasa marah.

Minggu, 13 Januari 2008

SMART IN

Sikap mental positif sebagai landasan
Menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya
Ambil langkah untuk memulai usaha
Rahasia memulai usaha tanpa uang tunai dan strategi mengembangkan usaha
Terimalah setiap kegagalan sebagai pelajaran
INsyaalloh keberhasilan akan datang dengan sendirinya

BAHAN BAKAR ABADI MILIK MANUSIA

Lebih dari seratus tahun,insinyur dan ilmuwan telah memimpikan sumbet energi abadi,suatu energi yang dapat menghasilkan kekuatan lebih banyak dari pada yang dikonsumsi.Bayangkan suatu sumber kekuatan yang akan menggerakkan mobil Anda tanpa perlu diisi lagi.Faktanya adalah sumber energi abadi akan merusak hukum alam yang telah diketahui.Tetapi ada sumber abadi bahan bakar mental dan emosional yang tersedia untuk kita guna mencapai impian kita.Itulah yang disebut dengan "harapan".
Saat ini,kita biasanya menggunakan kata ini sebagai sinonim kata "permohonan".Akan tetapi harpan jauh lebih kasat mata dan kuat.Konsepnya tentang harapan dapat didefinisikan sebagai"keyakinan logis dan pasti bahwa visi spesifik (tujuan,keinginan,atau janji)akan dicapai atau dipenuhi dalam waktu tertentu".
"HARAPAN ADALAH KEYAKINAN LOGIS DAN PASTI BAHWA VISI SPESIFIK (TUJUAN,KEINGINAN ATAU JANJI) AKAN DICAPAI ATAU DIPENUHI DALAM WAKTU TERTENTU"
Pikirkan tentang hal itu.Bagaimana Anda dapat memiliki suatu "keyakinan yang logis dan pasti bahwa suatu visi spesifik akan dicapai"kalau Anda tidak memiliki visi yang spesifik ?Bila visi atau keinginan Anda bersifat umum,tidak jelas,ataupun tidak logis,Anda tidak bisa memiliki atau mempertahankan harapan nyata apapun untuk mencapai itu semua.Itulah sebabnya mengapa proses pemetaan visi sangat penting.Hal ini menjadi dasar untuk mendapatkan harapan yang sebenarnya.Dengan mengetahui arah yang ingin Anda tuju dan memiliki suatu peta yang spesifik di tangan untuk mencapai tujuan itu,usaha Anda dalam mencapi visi Anda akan bertambah.
Begitu Anda melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan,lebih banyak harapan yang dihasilkan untuk membantu Anda mencapai tahap berikutnya.Dengan kata lain,harapan yang sebenarnya menjadi bahan bakar yang membuat Anda terus bergerak menuju pencapaian visi,dan setiap langkah yang Anda lakukan menggerakkan Anda secara jauh lebih bertenaga serta cepat untuk mencapi visi Anda.Intinya harapan adalah bahan bakar abadi satu-satunya milik manusia.Harapan menghasilkan kemajuan terhadap tujuan yang ada,dan kemajuan Anda menghasilkan harapan serta energi yang lebih besar.
Proses pemetaan visi juga turut memberikan harapan awal kepada kita,karena dengan menggunakan itu kita dapat melihat tujuan kita dengan jernih dan menyadari cara untuk mencapai tujuan itu.

Rabu, 09 Januari 2008

Mengenal Kesalahan Pada Komputer

Mengenal Kesalahan pada Komputer



Sebelum mengupas tentang cara kerja dari komputer, ada baiknya kita mengenal hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan yang ditemukan dalam sistem komputer ini, kesalahan ini ditemukan dalam bermacam-macam kasus, baik pemrograman, maupun dalam bidang lainnya dalam proses yang dilakukan dengan menggunakan komputer.

Jenis error apa sajakah yang mungkin ditemukan dalam suatu proses? Berikut jenis error yang ada dalam suatu proses:


*Syntax error,
*Logical error
*Run-time error
Makna dari masing-masing error kita lihat lebih dalam di bawah ini.

Syntax Error

Adalah kesalahan yang diakibatkan karena penulisan atau tata bahasa yang tidak benar. Error ini membuat pihak yang diminta untuk mengerjakan sesuatu menjadi bingung, sehingga tidak bisa melakukan perintah tersebut. Contohnya adalah,


*Nasi Budi makan, penulisan kalimat tersebut tidak mengikuti kaedah penulisan tata bahasa Indonesia yang benar, yang benarnya adalah Budi makan nasi, gitu kan?
*Alamat situsnya adalah htp://www.hotmail.com/ terdapat kesalahan penulisan pada kata htp yang seharusnya adalah http://www.hotmail.com/
*Emailnya adalah jack.febrian.com, hal ini tidak benar karena yang disebutkan adalah alamat internet. Yang benarnya adalah jack@febrian.com, dan seterusnya.
Apabila terjadi kesalahan jenis ini, proses tidak akan diberhentikan, atau tidak dilanjutkan, sampai yang bersangkutan menulis perintah membenarkan perintah tersebut.

Logical Error

Adalah jenis kesalahan secara logika. Jika ditemukan kesalah dengan jenis ini, proses tetap dilanjutkan, namun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Misalnya


*Buka halaman 6, padahal yang dimaksud adalah halaman 9. bagaimana informasi yang anda temukan? Tentu berbeda dengan yang semestinya anda inginkan.
*Pada saat mengisikan suatu data pada suatu form pendaftaran online, Jack – katakanlah demikian – mengisikan data pada jenis kelamin secara tidak sengaja dan kurang hati-hati dengan jawaban perempuan, padahal seharusnya diisi dengan laki-laki. Apa yang terjadi? Proses penyimpanan tetap dilakukan tanpa menampikan kesalahan, namun akibatnya? Setiap ada ucapan selamat datang, komputer selalu menyapa, “Selamat datang mbak Jack”, ihiks... :(
*Seseorang akan melakukan transaksi perbankan secara online melalui internet melalui fasilitas yang disediakan oleh BCA. Kemudian beliau menuju ke alamat yang diberikan bank tersebut, dengan mengetikkan http://www.kilkbca.com/ apa yang terjadi? Inilah yang sempat dihebohkan beberapa waktu yang lalu di Indonesia, orang tadi ternyata disambut oleh situs BCA palsu, dengan tampilan situsnya sama dengan yang disediakan oleh situs BCA asli. Waktu dia mengisikan passwordnya, tentu pemilik situs palsu tersebut dapat saja merekam password tadi, tahu sajalah apa akibatnya yang mungkin terjadi. Padahal, alamat yang disediakan oleh BCA asil adalah di http://www.klikbca.com/
*Anda ingin menghubungkan mouse ke komputer melalui kabel USB, namun kabel yang anda colokan ke USB adalah kabel yang terhubung dengan hubungkan adalah kabel printer.
Kesalahan dalam logika ini akan mengakibatkan hasil suatu proses tidak sesuai dengan yang diharapkan, umumnya proses ini tidak berhenti karena kesalahan logika ini. Nah, kita memang harus hati-hati dengan kesalahan secara logic ini. Sistem akan memberikan informasi sesuai dengan yang anda berikan. Makanya ketelitian diperlukan di sini.

Run-time Error

Kesalahan jenis ini disebabkan karena waktu suatu perintah dieksekusi, sistemnya sendiri yang tidak siap menerima perintah tersebut, bisa saja disebabkan permintaan yang anda lakukan sedang tidak tersedia, atau karena penyebab secara teknis lainnya. Misalnya:


*Anda mau mendengarkan radio, listriknya belum disambungkan, ya harus disambungkan dulu listriknya, baru bisa menikmati suara radio.
*Mau melihat berita di situs berita, alamat yang diketikkan sudah benar, komputer juga udah terhubung dengan internet, situs lain yang dikunjungi tidak ada masalah, tetapi kok situs berita tersebut nggak bisa diakses-akses. Ternyata server situs berita itu sendiri yang sedang down (istilah yang digunakan kalau server tidak aktif atau mati)
*Ketika sedang jalan-jalan di internet, anda tertarik dengan suatu gambar atau informasi, lalu anda ingin menyimpannya ke disket, tetapi kok waktu menyimpan informasi tersebut selalu saja gagal. Disket sudah dimasukkan dengan benar. Ternyata penyebabnya adalah disket yang digunakan rusak.
Kesalahan jenis run-time error ini mengakibatkan proses dihentikan seketika, umumnya sistem memberitahukan kondisi yang diketahuinya jika ditemukan masalah seperti ini.

Komersialisasi Pendidikan Tinggi

Komersialisasi Pendidikan Tinggi



Perguruan tinggi merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. Secara umum dunia pendidikan memang belum pernah benar-benar menjadi wacana publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.



Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar hadiah & gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.



Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Semoga masyarakat dan orang tua yang akan menyekolahkan putra putrinya tidak terjebak pada kondisi tersebut dan lebih bijak dalam memilih perguruan tinggi, sehingga putra-putrinya tidak terkesan asal kuliah.



Ditengah besarnya angka pengangguran di Indonesia yang telah mencapai lebih dari 45 juta orang, langkah yang harus ditempuh adalah mencari pendidikan yang baik dan bermutu yang dibutuhkan pasar. Bukan hanya murah saja dan asal. Tidak dipungkiri lagi bahwa selama ini, dunia industri kesulitan mencari tenaga kerja dengan keahlian tertentu untuk mengisi kebutuhan pekerjaan. Bila membuka lowongan, yang melamar biasanya banyak, namun hanya beberapa yang lulus seleksi.



Pasalnya jarang ada calon pegawai lulusan perguruan tinggi atau sekolah, yang memiliki keahlian yang dibutuhkan, karena kebanyakan berkemampuan rata-rata untuk semua bidang. Jarang ada yang menguasai bidang-bidang yang spesifik. Hal ini tentunya menyulitkan pihak pencari kerja, karena harus mendidik calon karyawan dulu sebelum mulai bekerja.



Sebagian besar perguruan tinggi atau sekolah mendidik tenaga ahli madya (tamatan D.III) tetapi keahliannya tidak spesifik.



Lebih parah lagi, bahkan ada PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Ini adalah cermin dari proses PEMBODOHAN BANGSA bukan mencerdaskan BANGSA. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang baik & berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.



Selain itu pula, apa yang menjadi barometer yang menunjukkan eksistensi sebuah perguruan tinggi? Untuk saat ini opini publik dan beberapa kalangan masyarakat bahwa eksistensi sebuah Perguruan Tinggi dilihat dari kuantitas mahasiswanya bukan kualitasnnya. Nah ini jelas sudah terlihat faktanya bahwa pendidikan di Indonesia hanya menjadi komoditi bisnis semata.



Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, harapan kami semoga komersialisasi pendidikan tinggi tidak menjadi sebuah komoditi bisnis semata, akan tetapi menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan Juga Bangsa Indonesia.

Islam Dan Tantangan Global

Islam Dan Tantangan Global

Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sebagai mayoritas tentu ia menjadi determinan penting dalam ikut mempengaruhi arah kepolitikan bangsa. Pada konteks demikian tentu saja segenap pilihan-pilihan politik umat Islam akan memunculkan reaksi, apresiasi, ataupun koreksi dari para policy-maker, tidak saja di dalam negeri namun juga di luar negeri. Dan itulah konteks di mana umat Islam berada, yakni secara internal, dalam makna hubungan berbagai kelompok dan satuan sosiologis masyarakat dalam konteks negara kesatuan republik Indonesia, dan konteks eksternal, dalam makna hubungan Indonesia dengan negara lain.

Dalam perkembangan selanjutnya, kedua konteks tersebut semakin mendapatkan energi geraknya dalam mempengaruhi dinamika kehidupan kita sebagai bangsa. Terlebih jika mempertimbangkan faktor globalisasi. Sebuah faktor penting yang tak mungkin diabaikan dewasa ini. Salah satu sebab dari pernyataan ini tentu saja adalah apa yang terjadi di Amerika, sebagai contoh, sedikit ataupun banyak akan memiliki imbas dalam kehidupan dalam negeri. Dan karenanya, mengetahui lebih jauh tentang dinamika politik umat Islam dan kaitannya dengan globalisasi menjadi sangat penting. Terlbih jika kita ingin mengetahui lebih jelas bagaimana umat Islam memainkan peran-perannya dalam dinamika yang sangat intens tersebut.

Dari mana sebenarnya pembicaraan bisa kita mulai, bisa jadi adalah pertanyaan elementer yang memunculkan jawab begitu beragam di kalangan umat Islam sendiri. Dan itulah memang fakta yang kita hadapi, satu agama, satu Tuhan, satu kitab suci, namun banyak ragam tafsir, penghayatan atas sejarah, dan ijtihad sebagai respons atas berbagai persoalan yang dihadapi. Kondisi ini tentu bukan hal yang “ajaib” namun lebih sebagai bentuk respons kolektif terhadap berbagai dinamika sosial, politik, dan budaya, global maupun lokal. Di dalamnya, ragam penafsiran sejarah dan perspektif atas realitas sosial berkembang seiring dengan pertumbuhannya dari masa ke masa. Maka perbedaan tersebut membentuk corak partisipasi dan kepentingan Islam politik yang tidak tunggal, dan di situlah sebenrnya kekuatan Islam berada. Yakni dinamika pemikiran umat Islam yang lahir dengan menimbang segenap perubahan yang terjadi. Tidak heran ketika segenap “gerak-gerik” umat Islam selalu mewarnai kehidupan sosial dan penentuan policy bangsa Indonesia.

Dalam konteks respons umat Islam, apresiasi atas perubahan di tingkat lokal maupun global memang senantiasa beragam. Ini terjadi karena setiap satuan kecil sosiologis umat Islam memiliki corak dan ragam penghayatan atas maslah yang berbeda-beda. Bahkan tidak jarang perbedaan tersebut menimbulkan gesekan dan konflik di tingkat masyarakat. Ragam penyikapan tersebut pada satu sisi harus diterima secara positif, dalam arti dinamika yang muncul di dalamnya harus ditempatkan sebagai energi penggerak umat Islam itu sendiri. Meskipun, di sisi yang lain, perlu antisipasi serius tatkala perbedaan tersebut, pada tahap tertentu, menjadi medium paling efektif bagi munculnya sosial-disorder. Antisipasi ini penting karena pergesekan yang terlalu intens bukan tidak mungkin akan menjadi pintu bagi munculnya eskalasi konflik berskala luas. Dan karena umat Islam adalah mayoritas, maka konflik yang terjadi di dalamnya pasti akan sangat mempengaruhi sendi-sendi kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Antisipasi diperlukan terutama saat perbedaan yang meruncing dan bermuara menjadi konflik tersebut mengancam eksistensi dan ketahanan nasional.

Dalam titik hubung antara dinamika umat Islam yang sangat beragam dengan kepentingan memelihara social-order dan eksistensi ketahanan nasional itu kiranya diperlukan formula strategi berjangka panjang yang efektif dan memadai, untuk mengakomodasi perbedaan gerak dan pemikiran umat Islam di negara kita. Formula ini penting terutama jika menghitung sensitifitas isu yang berkembang di kalangan umat Islam itu sendiri. Sejauh mana pengaruh yang ditimbulkannya di level masyarakat, dan seberapa tinggi intensitas pergesekannya. Terutama ketika harus menyikapi berbagai bentuk respons umat Islam atas realitas dan peristiwa global yang semakin intens dan kuat pengaruhnya terhadap kehidupan dalam negeri Indonesia.
Taksonomi Islam Indonesia

Dalam konteks ini penting kiranya untuk dibicarakan tentang arus besar dalam umat Islam Indonesia. Terutama untuk mengetahui corak dan karakter masing-masing arus yang ada dan selanjutnya mengetahui persebaran pengaruhnya dalam masyarakat. Penting kiranya kita memperhatikan analisis yang dilakukan oleh beberapa pemikir dewasa ini.

Munawir Sjadzali, misalnya, mengelompokkan aliran Islam politik ke dalam tiga varian besar : Pertama, adalah kelompok umat Islam yang secara umum berpendirian bahwa: 1). Islam adalah suatu agama yang serba lengkap. Di dalamnya terdapat pula antara lain sistem ketatanegaraan atau politik. Oleh karenanya dalam bernegara umat Islam hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam, dan tidak perlu atau bahkan jangan meniru sistem ketatanegaraan Barat. 2). Sistem ketatanegaraan atau politik Islami yang harus diteladani adalah sistem yang telah dilaksanakan oleh Nabi Besar Muhammad dan oleh empat Al-Khulafa al-Rasyidin.

Kedua, adalah kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat, yang tidak ada hubungannya dengan urusan kenegaraan. Menurut aliran ini Nabi Muhammad hanyalah seorang rasul biasa seperti halnya rasul-rasul sebelumnya, dengan tugas tunggal mengajak manusia kembali kepada kehidupan yang mulia dengan menjunjung tinggi budi pekerti luhur, dan Nabi tidak pernah dimaksudkan untuk mendirikan dan mengepalai satu negara.

Ketiga, aliran ini menolak pendapat bahwa Islam adalah suatu agama yang serba lengkap dan bahwa dalam Islam terdapat sistem ketatanegaraan. Tetapi aliran ini juga menolak anggapan bahwa Islam adalah agama dalam pengertian Barat yag hanya mengatur hubungan antar manusia dan maha penciptanya. Aliran ini berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.

Pengelompokan aliran politik diatas, setidaknya menggambarkan respon politik Islam atas Peradaban Barat, Globalisasi dan Modernisasi. Sekaligus sebagai objek pencitraan oleh orang-orang di luar Islam. Sebab pondasi pemikiran yang dianut oleh aliran tertentu, kerap mencerminkan aksi Islam politik dalam merespon berbagai fenomena untuk memenuhi partisipasi politiknya.
Islam “Faksi” Politik

Konsepsi Islam politik seringkali dikaitkan dengan pergumulan antara Islam dan Barat/Amerika. Term Islam politik ini muncul pasca perang dingin, dimana telah terjadi pergeseran peta politik dunia, Uni Soviet yang menganut ideologi sosialis-komunis awalnya dianggap menjadi lawan oleh Barat yang menganut ideologi liberal dan kapitalis telah runtuh dan hancur dengan ditandai oleh runtuhnya Tembok Berlin, bergeser dan (di)muncul(kan) musuh baru yakni Islam Politik itu.

Pergeseran yang dimaksud adalah -setelah berakhirnya perang dingin- telah muncul asumsi-asumsi dari kalangan Barat (terutama kalangan konfrontasionalis, kelompok yang menganggap bahwa Islam semenjak kelahirannya merupakan ancaman bagi Barat yang Kristen) bahwa kelompok Islamis atau ada juga yang menyebutnya Islam militan atau Islam fundamentalis yang menyeruak ke permukaan dan dianggap menjadi musuh atau ancaman baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang penuh damai. Persepsi demikian seringkali ditegaskan dalam perdebatan diantara kalangan intelektual Amerika untuk memberikan masukan mengenai rumusan kebijakan-kebijakan politik luar negeri Amerika bahwa Islam adalah 'setan besar' setelah Rusia yang dapat mengoyak pertahanan dan keamanan Dunia.

Pandangan semacam ini didasari oleh pemahaman bahwa Islam semenjak kelahirannya adalah musuh bagi Barat yang beragama Kristen1) . Islam dianggap sebagai agama pedang, dilahirkan oleh pedang dan berkembang dengan pedang2) . Islam juga tidak dapat menerima konsep demokrasi yang sebagaimana dikembangkan oleh Barat.

Dalam perkembangannya ada tiga kelompok Islam Politik: Pertama, adalah kelompok yang pro dengan Barat. Barat dianggap sebagai sebuah fakta sejarah yang tidak dapat dinafikan keberadaannya sebagai pemilik otoritas dalam menentukan kebijakan internasional. Barat adalah simbol kemajuan, kemoderenan. Kelompok ini menerima sepenuhnya ide-ide Barat dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan sosial budaya. Barat dianggap sebagai pusat peradaban kontemporer, dan Islam mesti dapat menerimanya sebagai sebuah fakta sejarah yang tidak dapat dielakkan. Disamping klaim-klaim yang bersifat pengagungan sebenarnya juga ada keterkaitan politis yang bersifat pragmatis dan kepentingan kerjasama ekonomi bilateral seperti negara Arab Saudi, Republik Islam Iran era Syah, sebelum revolusi tahun 1979 serta negara-negara Islam timur tengah lainnya yang memiliki hubungan erat dengan Barat/Amerika.

Kedua, adalah kelompok yang anti dengan Barat secara total. Kelompok ini menganggap Barat adalah 'musuh' yang harus dilawan. Barat seringkali diidentikkan dengan 'musuh', 'penjajah' serta bangsa mendominasi atau menghegemoni negara bangsa dunia terutama bangsa-bangsa Islam. Begitu pula, kelompok ini meyakini Islam adalah sebuah konsep yang sangat sempurna. Islam datang dengan nilai-nilai yang ideal bagi tatanan kehidupan yang sempurna. Idealitas Islam baik yang terekam dalam ajaran-ajaran primer maupun dalam perjalanan sejarahnya dijadikan sebagai worldview atau referensi utama dalam membangun peradaban dunia.

Ketiga, adalah kelompok yang biasa menyebut diri sebagai kelompok yang moderat, dalam mana mereka tidak sepenuhnya mendudukkan Barat sebagai 'lawan' atau menganggapnya sebagai 'ancaman' bagi Islam. Akan tetapi sangat kritis tapi juga akomodatif terhadap nilai-nilai yang ada di luar Islam. Sebab dasar pemahaman yang digunakan adalah bahwa Islam adalah sistem didedikasikan bagi semua tanpa terkecuali. Sedangkan sistem nilai yang dimiliki Barat dianggap tidak semuanya buruk dan kadang sesuai dengan Islam, misalnya saja konsep demokrasi, pluralisme, toleransi, egaliterianisme, competitifness, dan lain-lainnya.
Globalisasi dan Modernisasi

Globalisasi merujuk pada hilangnya batas-batas geografis yang sebelumnya menjadi matra pengikat solidaritas bagi masyarakat di satu negara, benua, ataupun satuan wilayah lainnya. Ia bertautan dengan fenomena menyatunya ikatan-ikatan solidaritas di bawah kepentingan untuk menjaga tegaknya tatanan dunia baru demi terwujudnya perdamaian.

Namun masih sederet perdebatan mengenai teorisasi globalisasi sebagaimana diinformasikan oleh David Held dan Anthony Mc Grew, bahwa tidak ada definisi globalisasi yang tepat yang disepakati bersama. Globalisasi dapat dipahami dalam pemahaman yang beragam sebagai kedekatan jarak, ruang dan waktu yang menyempit, pengaruh yang cepat, dan dunia yang menyempit. Perbedaannya hanya terletak pada penekanan dari sudut pandang material, ruang dan waktu, serta aspek-aspek kognitif dari globalisasi. Dari sudut pengistilahan kata globalisasi sebenarnya masih mengalami problem karena relatifitas serta subyektifitas pemakaian kata tersebut. Namun globalisasi secara sederhana dapat ditujukan dalam bentuk perluasan skala, pengembangan wilayah, dan percepatan pengaruh dari arus dan pola-pola inter-regional dalam interaksi sosial3) .

Ada pula yang memaknainya secara verbal sebagai proses melenyapnya dinding dan jarak antar satu bangsa dengan yang lain, antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain, sehingga semua menjadi dekat lalu timbullah istilah kebudayaan dunia, pasar dunia, keluarga dunia. Sebagian yang lain pun ada yang mengatakan bahwa globalisasi adalah berubahnya dunia menjadi perkampungan dunia.

Seorang ahli ekonomi dan sosiologi terkenal, Dr. Jalal Amin mengatakan bahwa globalisasi adalah penyempitan jarak secara cepat antara masyarakat manusia, baik yang berkaitan dengan perpindahan barang, orang, modal, informasi, pemikiran, maupun nilai-nilai.

Menurut Anthony Giddens bahwa beberapa aspek yang masih diperdebatkan adalah bagaimana seharusnya istilah tersebut difahami, apakah istilah itu sesutu yang memang baru atau tidak dan apa konsekuensinya. Sebab ada yang memandang bahwa globalisasi merupakan kelanjutan dari trend yang sudah lama mapan, yakni liberalisasi. Lebih lanjut, dengan mengikuti teori Paul Hilst dan Graham Thompson, Giddens mengatakan bahwa globalisasi merupakan kelanjutan dari fenomena ekonomi yang kini menuju pada arah global. Tetapi menurutnya pandangan-pandangan yang ada tidaklah merepresentasikan globalisasi secara utuh mengingat cakupannya yang sangat luas dan menggejala ke dalam berbagai sektor. Globalisasi pada kenyataannya bukan hanya tentang saling ketergantungan ekonomi, tetapi lebih mengenai transformasi ruang dan waktu yang berskala luas dalam kehidupan kita.

Yusuf Qardhawi, seorang pemikir muslim kenamaan dengan pemahaman yang sedikit agak menyempitkan dan dengan tafsiran yang agak negatif mengatakan bahwa globalisasi mengandung arti menghilangnya batas-batas kenasionalan dalam bidang ekonomi (perdagangan) dan membiarkan sesuatu bebas melintas dunia dan menembus level internasional, sehingga dapat mengancam nasib suatu bangsa atau negara4) . Namun dalam tulisan yang lain ia mengatakan bahwa globalisasi juga bisa berarti eliminasi batas-batas teritorial antara suatu bangsa dengan bangsa yang lain, antara tanah air yang satu dengan tanah air yang lain, antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain yang disebabkan adanya perkembangan secara pesat teknologi komunikasi, transformasi dan informasi5) .
Islam Menurut Ramalan “Barat”

Samuel P. Huntington dengan tesisnya “The Clash of Civilization” menempatkan Islam (dalam konteks sebagai sebuah peradaban dunia) pada urutan keempat setelah peradaban Eropa, Konfusius, dan Jepang dalam delapan blok peradaban yang dalam ramalannya akan terlibat dalam perbenturan besar antar peradaban yang berkepanjangan. Selanjutnya peradaban Barat pun dianggap Huntington mempunyai dua varian, Eropa dan Amerika Utara. Sedangkan Islam dibedakan menjadi tiga: Arab, Turki, dan Melayu. Karena itu, Islam akan turut memainkan peran penting dalam arena Internasional untuk terlibat dalam perbenturan dengan tujuh peradaban lainnya.

Lebih menarik lagi tesis Jean B. Picchat yang menjelaskan beberapa fenomena yang memancing kecemasan Barat, yaitu: Pertama, Fenomena Demografis, suatu yang menakutkan, bagi Barat telah terjadi. Bahwa sensus penghuni dunia mengalami peningkatan tajam, baik secara kwalitatif ataupun menurut grafik pertumbuhan itu sendiri. Berangkat dari satu perhatian bahwa jumlah penduduk pada masa pertama datangnya al Masih tidak sampai sekitar 250 juta jiwa-meski kemudian angka ini melonjak pada tahun 1800 (atau sekitar 18 kurun setelah kelahiran agama ini) menjadi 945 juta atau mengalami pertumbuhan sekitar 5%, namun setelah berselang 139 tahun (1939) jumlah penduduk ternyata telah sampai pada hitungan dua milyar, 195 juta jiwa. Lalu sekurang-kurangnya 50 tahun kemudian (1950) jumlah pendudukmenjadi 4.453 milyar atau bertambah sekitar 2.258 milyar. Angka ini kemudian melonjak lagi. Jumlah penduduk dunia tahun 1985 sudah sampai pada hitungan berbahaya, 4.842 milyar. Dan ketika dunia memasuki tahun dua ribuan, diperkirakan akan mencapai jumlah 6 milyar penduduk dunia.

Kedua, Fenomena ekonomi dan sumber daya. Menurutnya, dua hal tersebut akan menemui kenyataan yang menyedihkan, khususnya di wilayah-wilayah miskin. Atau tempat-tempat yang dikenal sekarang sebagai tempat terjadinya perkembangan negatif dalam segi pembangunan ekonomi, disamping dengan menurunnya bahan logistik di sisi alin. Kekhawatiran Picchat ini menguat ketika ia coba kaitkan dengan masalah jumlah penduduk Eropa di tahun 2000, yang menunjukkan perkembangan yang surut terhadap angka kelahiran hingga membuatnya berkesimpulan, bahwa pada tahun 2004, Barat dari segi revolusi kemanusiaan lemah.

Ketiga, Fenomena agama dan peradaban. Phiccat mengidentifikasi telah terjadinya penyebaran beberapa peradaban secara pesat dalam empat dekade terakhir. Paralel dengan grafik pertumbuhan demografi diatas. Sepanjang tahun 1980-an kristen mewakili sekitar 31,1%. Hal yang sama juga dialami oleh Cina (Kunfucian). Sedang pada saat itu, meski tingkat pertumbuhan penduduk Islam menurun pada poin sekitar 0,3%, namun jumlah pengikutnya telah bertambah 57 juta.

Realitas ini diramalkan akan berbalik ketika dunia memasuki tahun 2000an, dimana Kristen akan mengalami kemunduran sebanyak 2,3 point dibanding tahun 1985. Meskipun Kristen memang masih memegang ranking teratas untuk penduduk dunia, akan tetapi Islam pada saat ini justru naik mendapat 6 point dan mempresentasikan 23,3 dari kira-kira 6 milyar penduduk dunia. Atau satu banding empat.

Sedangkan Cina masih akan terpuruk pada jumlah 20,5%. Setelah 20 tahun atau sekitar tahun 2020 nanti Islam diperkirakan akan menduduki papan atas, yang diperkirakan telah menjadi kaya raya, dengan jumlah sensus sekitar 2,503 milyar penduduk, dari jumlah keseluruhan sekitar 7,713 milyar atau sama dengan 30,6%. Sedangkan Kristen akan mengalami penurunan ke peringkat kedua dengan jumlah pengikut sekitar 2,016 milyar atau 26,2%, Cina akan mengalami pertambahan penduduk sedikit sekitar 1,481 milyar atau sama dengan 17,9%.

Kecemasan Barat terhadap grafik statistika penyebaran peradaban ini, nanti sampai tahun 2100 juga semakin bertambah, jika khayalannya dikembangkan sebagai berikut:

1. Jumlah muslim akan mencapai 4,412 milyar dari jumlah keseluruhan kira-kira 11,011 penduduk dunia. Atau kira-kira akan ditemukan satu muslim dalam setiap dua setengah orang (sepuluh orang dalam setiap 25). Dengan kata lain artinya Islam akan mencapai 40,1% dari jumlah penduduk dunia.
2. Kristen akan menduduki peringkat kedua tapi dengan perbedaan yang mencolok dibanding fase-fase dimuka dengan hanya mengantongi 20,2% jumlah penduduk.
3. Untuk selain dua agama ini, termasuk juga aliran-aliran kepercayaan akan mencapai sekitar 26,2% dari jumlah pengisi sumpeknya dunia.

Jika saja kita maklum dengan rasionalisasi dan pengembangan praduga-praduga statistika angka diatas, maka sangatlah mafhum kenapa Islam dan Asia begitu mengerikan di masa-masa yang akan datang bagi Barat.

Teori (sasi) “Benturan Peradaban”

Sejarah manusia adalah sebuah sejarah peradaban, sebab sulit rasanya untuk mengatakan bahwa perkembangan kemanusiaan dengan term yang lain. Menurut Samuael P. Huntington, ide atau terminologi peradaban telah berkembang pada abad ke 18, dimana para pemikir Perancis menggunakan term tersebut untuk membedakannya dengan konsep 'barbarisme'. Masyarakat berperadaban (civilized society) dibedakan dengan masyarakat primitif dengan faktor pembeda bahwa masyarakat berperadaban adalah masyarakat yang settled, urban, serta literate. Dan masyarakat yang dianggap berperadaban dianggap sebagai masyarakat yang 'baik' atau 'unggul', sementara masyarakat yang tidak berperadaban disebut sebagai masyarakat yang 'tertinggal' atau 'buruk'6) .

Pada perkembangan selanjutnya, konsep 'peradaban' ini dijadikan standarisasi untuk menilai masyarakat, dimana bangsa-bangsa Eropa sekitar abad 19 telah mengerahkan banyak pakar intelektual, diplomat serta para ahli politik -dengan mengacu pada kriteria- semacam itu untuk meneliti serta menilai bangsa-bangsa diluar Eropa yang dianggap telah berperadaban sehingga dapat diterima dalam sistem internasional yang telah didominasinya. Namun pada waktu yang bersamaan, masyarakat pada umumnya sebenarnya telah mebicarakan 'peradaban' dalam koridor yang lebih umum. Dalam artian mereka menolak konsep peradaban yang dianggap sebuah bentuk masyarakat yang ideal atau yang cukup ideal serta beranggapan bahwa tidak ada standar tunggal yang dapat dijadikan ukuran bahwa suatu masyarakat adalah berperadaban, sementara yang lain belum. Hal demikian didasarkan pada anggapan bahwa setiap masyarakat memiliki bentuk peradabannya sendiri berbeda dengan yang lain. Sebab standarisasi yang tunggal akan menjebak serta akan menghasilkan anggapan yang 'merendahkan' kepada masyarakat yang lain.

Selanjutnya, masih menurut Huntington, bahwa ada kesama-miripan antara 'peradaban' dengan 'kebudayaan', yakni kedua-duanya merujuk pada keseluruhan cara hidup (way of life) masyarakat. Sebuah peradaban adalah kebudayaan dalam konteks yang lebih umum, dan kedua-duanya sama-sama mengadung 'values, norms, institutions, and mode of thingking to wich successive generations in a given society have attached primary importance'. Bagi Braudel, sebagaimana dikutip Huntington, peradaban adalah 'a space, a cultural area' , juga 'a collection of cultural characteristics and phenomena'. Berbeda pula apa yang dikatakan oleh Wallerstain, dimana dia mengatakan bahwa peradaban adalah 'a particular concatenation of worldview, customs, structures, and culture (both material and high culture) wich forms some kind of historical whole and wich coexist (if not simultaneously) whith other varieties of this phenomenan'7) .

Sementara menurut Toynbee bahwa peradaban adalah sesuatu yang bersifat lebih komperehensif, 'comprehend without being comprehended by others, a civilization is a totality', sebagaimana pula dikatakan oleh Melko bahwa peradaban 'have a certain degree of integration. Thier parts are defined by their relationship to each other and to the whole. If civilization is composed of states, these states will have more ralation to one other than they do to states outside the civilization. They might fight more, and engage more frequently in diplomatic relations. They will be more interdependent economically. There will be pervading aesthetic and philosophical currents'8).

Berakhirnya perang dingin (cold war) menghidupkan imajinasi beberapa kalangan menyangkut tatanan dunia baru pasca-keruntuhan komunisme yang ditandai dengan diruntuhkannya tembok Berlin yang sekaligus menandai keruntuhan suzereinitas Cramlin (Moskow) terhadap negara-negara Blok komunis. Setidaknya keruntuhan tembok Berlin itulah yang kemudian memantik Francis Fukuyama menulis buku monumentalnya, The End of History and The Las Standing Man pada tahun 1989. Versi awal buku itu sendiri mulanya muncul dalam artikel bertajuk “The End of History” yang dimuat dalam jurnal National Interest edisi musim panas tahun 1989.

Tesis dasar Fukuyama berangkat dari asumsi akan terwujudnya impian mendiang Woodrow Wilson tentang dunia yang westernized, damai, demokratis dan menganut free market (pasar bebas). Menurutnya dengan runtuh dan cerai berainya Blok Timur yang komunis maka tatanan dunia baru akan diatur oleh sang pemenang, yakni Blok Barat dengan ideologi kapitalisme dan pasar bebas. Sebuah blok kepentingan yang senantiasa mengkampanyekan demokrasi dan perdamaian dunia.

Optimisme demikian sayangnya tidak mampu meyakinkan Samuel P. Huntington, seorang pengajar ilmu Politik di Harvard. Menurutnya, masa depan sebagaimana digambarkan oleh Fukuyama akan sulit terwujud terlebih jika memperhatikan fenomena konflik yang muncul di berbagai belahan dunia. Dan fatalnya, konflik tersebut memperlihatkan kecenderungan kristalisasi pertentangan antara Barat dan Non-Barat. Dus, siaran CNN mengenai pecahnya konflik di Bosnia, Somalia, serta maraknya gerakan-gerakan ekstrim yang mengatasnamakan sentimen-sentimen agama, etnik ataupun komunalisme lainnya cukup menjadi indikator akan munculnya “garis panas” yang akan memecah kedamaian pasca runtuhnya komunisme.

Sebagai sebuah preskripsi ilmiah, tesis Huntington bisa jadi lumrah karena memang berbagai belahan dunia mengalami persoalan dalam hal mengelola kemajemukan. Bedanya terletak pada munculnya Islam politik sebagai mata rantai yang menyambungkan tidak saja ekstrimisme gerakan politik namun juga sentimen anti-Barat yang mengental dengan persebaran yang begitu meluas melampaui batas-batas geografi negara. Karenanya, masa depan dunia bagi Huntington akan diwarnai oleh benturan peradaban sebagai akibat dari persinggungan dua ideologi besar, Barat dan Non-Barat. Tesis yang mengerikan tentunya. [ ]

Wallahua’lam Bisshawab